suarapena.id – Desa Trunyan di Bali merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang unik dan jarang diketahui oleh wisatawan umum. Terletak di tepi Danau Batur, desa ini terkenal dengan tradisi pemakaman yang sangat berbeda dari budaya Bali pada umumnya. Penduduk Trunyan memiliki cara penguburan yang disebut “mepasah” di mana jenazah tidak dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan di atas tanah dengan penutup anyaman bambu yang disebut “taru menyan”. Uniknya, aroma wangi alami dari pohon taru menyan yang tumbuh di sekitar makam berfungsi menghilangkan bau jenazah sehingga tidak menimbulkan bau tak sedap di lingkungan sekitar. Tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun dan menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Trunyan. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dapat melihat keunikan tradisi ini, tetapi juga menikmati pemandangan Danau Batur yang memukau dan merasakan suasana pedesaan yang tenang dan jauh dari keramaian. Desa Trunyan menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat tetap lestari meskipun berada di era modern. Selain itu, masyarakat setempat juga menjaga nilai-nilai adat dengan ketat, sehingga pengunjung diharapkan menghormati tradisi dan aturan yang berlaku saat berkunjung. Keunikan dan kearifan lokal Desa Trunyan membuatnya layak menjadi destinasi wisata budaya yang wajib masuk dalam daftar perjalanan bagi pecinta budaya dan sejarah Indonesia.
Desa Trunyan, Tradisi Pemakaman Unik di Bali yang Jarang Diketahui
