suarapena.id – Ritual Tabuik adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat, untuk memperingati peristiwa Asyura dalam kalender Islam. Perayaan ini merupakan perpaduan unik antara budaya Minangkabau dan ajaran Islam, yang telah dilaksanakan sejak abad ke-19.
Tabuik sendiri adalah replika miniatur makam yang terbuat dari bambu, kain, dan hiasan lainnya, yang diarak keliling kota oleh masyarakat. Arak-arakan ini diiringi dengan tabuhan rebana dan nyanyian khas, menciptakan suasana yang meriah namun penuh khidmat. Setelah prosesi arak-arakan, tabuik akan ditenggelamkan ke laut sebagai simbol pengorbanan dan penghormatan kepada peristiwa sejarah tersebut.
Keunikan ritual ini terletak pada kombinasi antara nilai-nilai agama dan budaya lokal. Masyarakat Pariaman meyakini bahwa dengan melaksanakan ritual Tabuik, mereka dapat memperoleh berkah dan keselamatan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antarwarga.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, pelaksanaan ritual Tabuik menghadapi tantangan. Generasi muda mulai kurang tertarik untuk melestarikan tradisi ini, yang dapat mengancam kelestariannya. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menjaga dan melestarikan ritual Tabuik sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.