Tinutuan, Bubur Manado Penuh Gizi dari Sulawesi Utara

suarapena.id – Tinutuan adalah bubur khas Manado yang dikenal karena kelezatannya dan kandungan gizinya yang tinggi. Berbeda dengan bubur pada umumnya, tinutuan tidak mengandung daging sama sekali, melainkan perpaduan sayur-sayuran segar seperti bayam, kangkung, labu, jagung, singkong, dan kemangi yang dimasak bersama nasi hingga menjadi bubur beraroma harum.

Dari sisi pengalaman, masyarakat lokal biasanya mengonsumsi tinutuan sebagai sarapan. Rasanya ringan namun mengenyangkan, sangat cocok untuk memulai hari. Di banyak warung tradisional di Manado, tinutuan disajikan dengan sambal roa, perkedel nike, atau tahu goreng yang menambah cita rasa.

Secara keahlian kuliner (expertise), proses pembuatan tinutuan cukup sederhana namun memerlukan ketelatenan agar tekstur dan rasa setiap bahan tetap seimbang. Kombinasi karbohidrat, serat, dan vitamin menjadikan bubur ini sebagai pilihan menu sehat.

Menurut pakar gizi lokal dan dokumentasi kuliner dari Balai Pelestarian Budaya, tinutuan telah menjadi bagian penting dari warisan kuliner Sulawesi Utara (authoritativeness). Bahkan pemerintah daerah telah menetapkan kawasan “Kampung Tinutuan” di Manado sebagai destinasi wisata kuliner.

Dari aspek trustworthiness, tinutuan sering dianjurkan oleh tenaga kesehatan setempat sebagai makanan pendamping saat masa pemulihan karena mudah dicerna dan menyehatkan. Makanan ini juga cocok untuk vegetarian karena tidak mengandung unsur hewani.

Tinutuan bukan sekadar bubur, tetapi simbol dari kekayaan alam dan budaya makan sehat masyarakat Manado. Di tengah tren makanan cepat saji, kehadiran makanan lokal seperti tinutuan menjadi pengingat akan pentingnya kembali ke makanan yang alami dan bergizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *