suarapena.id – Menjelajah sendirian ke pulau eksotis seperti Pulau Alor di bagian timur Indonesia menawarkan pengalaman yang unik dan penuh pembelajaran. Dengan bentang alam yang memukau—termasuk wisata bawah laut kelas dunia, pantai pasir putih, dan desa‑tradisional yang masih menjaga budaya—Alor menjadi pilihan tepat bagi solo traveller yang ingin melangkah berbeda. Aksesnya kini semakin mudah melalui penerbangan ke Bandar Udara Mali dari Kupang, lalu dilanjutkan kapal lokal atau speed boat ke berbagai desa pesisir. Saat tiba, menginap di homestay lokal memberi kesempatan berinteraksi dengan penduduk setempat, mencicipi makanan khas seperti ikan bakar sambal colo‑colo, dan merasakan keramahtamahan yang tulus.
Selama di Alor, Anda bisa menyelam atau snorkeling di kawasan Alor Archipelago yang terkenal mata‑ikan besar dan taman karang spektakuler. Bagi yang bukan penyelam, tur kano di Teluk Kalabahi saat matahari terbenam memberi ketenangan tersendiri. Walau fasilitas masih sederhana dibandingkan destinasi populer di Bali atau Lombok, kekurangan ini justru menjadi daya tarik: sunyi, alam masih asli, dan kesempatan refleksi diri terbuka luas.
Tips penting: pastikan membawa obat anti‑nyamuk, power bank karena listrik bisa bergantian, serta simpan nomor telepon layanan darurat lokal. Sebagai solo traveller, gunakan motor lokal dengan helm dan jangan lupa memberi tahu homestay jadwal Anda. Walaupun sinyal internet tidak selalu stabil, justru itu bagian dari keindahan—melepaskan diri sejenak dari rutinitas digital.
Dengan biaya yang cukup bersahaja untuk akomodasi dan makan, solo escape ke Pulau Alor bisa jadi momen transformasi: menantang diri, belajar budaya lokal, dan pulang dengan cerita yang sangat pribadi. Jadi, kemasi ransel, ambil tiket, dan beri diri Anda kesempatan untuk menemukan sudut Indonesia yang jarang dijelajahi oleh banyak orang.
