suarapena.id – Traveling sendirian bukan lagi sekadar tren, melainkan gaya hidup yang membebaskan. Solo adventure memberikan kebebasan untuk menentukan ritme, menjelajahi minat pribadi, dan menemukan diri sendiri di tengah dunia yang luas. Dengan meningkatnya popularitas solo travel di kalangan Gen Z dan milenial—data dari Skyscanner (2025) menunjukkan 65% wisatawan di bawah 35 tahun memilih bepergian sendiri—destinasi yang ramah untuk traveler mandiri menjadi sorotan.
Mengapa Solo Travel?
Solo travel menawarkan fleksibilitas untuk menjelajahi tanpa kompromi. Anda bisa bangun pagi untuk mengejar matahari terbit di gunung, atau menghabiskan sore di kafe lokal tanpa jadwal grup yang kaku. Namun, tantangannya adalah memilih destinasi yang aman, mudah diakses, dan kaya pengalaman. Destinasi berikut dirancang untuk traveler mandiri, dengan infrastruktur wisata yang solid, komunitas lokal yang terbuka, dan atraksi yang memanjakan jiwa petualang.
10 Destinasi Terbaik untuk Solo Adventure di 2025
1. Reykjavik, Islandia
Mengapa Cocok untuk Solo Traveler?
Ibukota Islandia ini dikenal sebagai salah satu kota teraman di dunia (Global Peace Index 2025). Reykjavik menawarkan perpaduan kota kecil yang ramah dengan petualangan alam epik seperti Northern Lights, Blue Lagoon (30 menit berkendara), dan hiking ke gunung Esja.
Aktivitas Unggulan: Bergabung dengan tur grup kecil ke Golden Circle atau snorkeling di Silfra Fissure.
Tips: Gunakan aplikasi Aurora Alert untuk berburu aurora. Biaya rata-rata: €100/hari (kira-kira Rp1,6 juta).
Ulasan: “Mudah navigasi, penduduk lokal ramah, dan banyak tur harian untuk solo traveler,” kata seorang reviewer di Tripadvisor.
2. Kyoto, Jepang
Mengapa Cocok?
Kyoto adalah surga budaya dengan lebih dari 2.000 kuil dan taman zen yang tenang, ideal untuk refleksi diri. Sistem transportasi publiknya (bus dan kereta) sangat efisien, dan Jepang memiliki tingkat kejahatan rendah.
Aktivitas Unggulan: Jelajahi Fushimi Inari Shrine dengan ribuan gerbang torii, atau ikuti kelas meditasi Zen di Kuil Tofuku-ji.
Tips: Sewa kimono untuk sesi foto di Arashiyama Bamboo Grove. Biaya: ¥12,000/hari (~Rp1,3 juta).
Ulasan: “Kyoto terasa seperti kota impian yang aman dan penuh sejarah,” tulis seorang solo traveler di Lonely Planet.
3. Ubud, Bali, Indonesia
Mengapa Cocok?
Ubud adalah pusat spiritual dan seni di Bali, dengan sawah hijau, kafe vegan, dan komunitas expat yang ramah. Cocok untuk traveler yang mencari keseimbangan antara petualangan dan relaksasi.
Aktivitas Unggulan: Ikuti kelas yoga di Yoga Barn, trekking ke Campuhan Ridge, atau tur ke Monkey Forest.
Tips: Sewa skuter (Rp100,000/hari) untuk jelajah desa sekitar. Biaya: Rp500,000-1 juta/hari.
Ulasan: “Ubud punya vibe yang bikin nyaman sendirian, banyak kafe untuk kerja atau ngobrol,” kata tamu di Agoda.
4. Lisbon, Portugal
Mengapa Cocok?
Lisbon menggabungkan pesona Eropa klasik dengan biaya terjangkau. Kota ini aman, dengan trem kuning ikonik dan penduduk lokal yang suka membantu wisatawan.
Aktivitas Unggulan: Jelajahi Alfama dengan jalanan berbatu, cicipi pastel de nata, atau naik kereta ke Pantai Cascais.
Tips: Gunakan Lisboa Card untuk diskon transportasi dan museum. Biaya: €80/hari (~Rp1,3 juta).
Ulasan: “Lisbon ramah dan murah, mudah bertemu traveler lain di hostel,” per National Geographic.
5. Cape Town, Afrika Selatan
Mengapa Cocok?
Cape Town menawarkan pemandangan dramatis Table Mountain dan pantai Camps Bay, dengan hostel dan tur grup yang ramah solo traveler.
Aktivitas Unggulan: Naik cable car ke Table Mountain, tur ke Robben Island, atau wine tasting di Stellenbosch.
Tips: Ikuti tur berpemandu untuk keamanan di daerah tertentu. Biaya: $70/hari (~Rp1 juta).
Ulasan: “Pemandangan luar biasa, banyak aktivitas untuk solo traveler,” tulis reviewer di Condé Nast Traveler.
6. Chiang Mai, Thailand
Mengapa Cocok?
Kota ini lebih tenang dibandingkan Bangkok, dengan kuil kuno, pasar malam, dan komunitas digital nomad. Biaya hidup rendah dan banyak hostel sosial.
Aktivitas Unggulan: Kunjungi Kuil Doi Suthep, ikuti kelas memasak Thai, atau relawan di sanctuary gajah.
Tips: Gunakan Grab untuk transportasi aman. Biaya: ฿1,000/hari (~Rp450,000).
Ulasan: “Chiang Mai penuh budaya dan murah, cocok untuk petualang solo,” per Tripadvisor.
7. Vancouver, Kanada
Mengapa Cocok?
Vancouver menawarkan kombinasi kota modern dan alam liar, dengan taman seperti Stanley Park dan pegunungan terdekat. Transportasi publiknya sangat baik.
Aktivitas Unggulan: Bersepeda di seawall Stanley Park, hiking di Grouse Mountain, atau tur ke Whistler.
Tips: Gunakan Compass Card untuk bus dan SkyTrain. Biaya: CAD 90/hari (~Rp1 juta).
Ulasan: “Kota yang ramah dan pemandangan alam menakjubkan,” kata tamu di Booking.com.
8. Melbourne, Australia
Mengapa Cocok?
Melbourne adalah kota seni dengan kafe hip, mural jalanan, dan komunitas traveler yang aktif. Tingkat keamanan tinggi untuk solo traveler.
Aktivitas Unggulan: Jelajahi laneways untuk street art, kunjungi National Gallery, atau day trip ke Great Ocean Road.
Tips: Gunakan Myki card untuk tram gratis di CBD. Biaya: AUD 100/hari (~Rp1,1 juta).
Ulasan: “Melbourne penuh kehidupan, mudah bertemu orang baru,” per Travel + Leisure.
9. Edinburgh, Skotlandia
Mengapa Cocok?
Kota bersejarah dengan kastil megah dan festival seni (Fringe 2025). Penduduk lokal ramah, dan kota cukup kecil untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.
Aktivitas Unggulan: Kunjungi Edinburgh Castle, hiking Arthur’s Seat, atau ikuti tur sejarah hantu.
Tips: Pesan tiket Fringe Festival jauh hari. Biaya: £80/hari (~Rp1,6 juta).
Ulasan: “Kota ini seperti dongeng, aman dan penuh cerita,” tulis solo traveler di Lonely Planet.
10. Hoi An, Vietnam
Mengapa Cocok?
Kota lampion ini menawarkan pesona kolonial, pasar malam yang ramai, dan suasana santai. Biaya rendah dan komunitas ramah membuatnya ideal untuk solo travel.
Aktivitas Unggulan: Bersepeda ke Pantai An Bang, kelas memasak Vietnamese, atau jelajahi Old Town UNESCO.
Tips: Sewa sepeda (VND 30,000/hari) untuk mobilitas. Biaya: $30/hari (~Rp450,000).
Ulasan: “Hoi An terasa seperti rumah, penduduk lokal sangat membantu,” per Tripadvisor.
Tips untuk Solo Traveler
-
Keamanan: Selalu bagikan rencana perjalanan dengan keluarga atau teman, gunakan aplikasi seperti Find My Friends. Pilih destinasi dengan tingkat kejahatan rendah (misalnya, Islandia, Jepang).
-
Koneksi Sosial: Menginap di hostel dengan area komunal atau ikuti tur grup kecil untuk bertemu traveler lain. Aplikasi seperti Meetup membantu menemukan acara lokal.
-
Perencanaan: Gunakan aplikasi seperti Google Maps (offline mode) dan TripIt untuk itinerary. Pesan akomodasi dengan ulasan tinggi di Booking.com atau Agoda.
-
Budget: Destinasi Asia seperti Ubud dan Hoi An jauh lebih murah dibandingkan Eropa atau Australia. Cari promo penerbangan di Skyscanner.
-
Pengalaman Lokal: Ikuti kelas budaya (misalnya, memasak di Chiang Mai) untuk terhubung dengan komunitas setempat.
Tren Solo Travel 2025
Menurut Condé Nast Traveler (2025), solo travel kini beralih ke pengalaman imersif seperti wellness retreats (Ubud) dan petualangan alam (Reykjavik). Teknologi seperti smart translator devices (misalnya, Timekettle WT2) membantu mengatasi hambatan bahasa, sementara aplikasi seperti SoloTraveller memudahkan perencanaan. Destinasi Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Vietnam, naik daun karena biaya rendah dan keramahan lokal.
Solo adventure adalah tentang menemukan keberanian dan kebebasan dalam perjalanan. Dari kuil Kyoto yang damai hingga lampion Hoi An yang memukau, destinasi ini menawarkan pengalaman yang memperkaya jiwa. Dengan perencanaan yang tepat dan semangat petualang, dunia adalah kanvas Anda untuk melukis cerita tak terlupakan. Ambil ransel, pasang playlist favorit, dan mulailah petualangan solo Anda di salah satu destinasi ini—ke mana pun kaki melangkah, cerita baru menanti.