suarapena.id – Bayangkan check-in ke hotel di mana resepsionisnya adalah kursi pilot, kamar mandimu ada di sayap pesawat, dan pemandangan pagi adalah landasan pacu bandara. Itulah Jumbo Stay, hotel paling ikonik di dunia yang dibangun di dalam Boeing 747-200 pensiun, terletak tepat di Stockholm Arlanda Airport, Swedia. Dibuka sejak 2009, hotel ini menawarkan 33 kamar (76 tempat tidur) di dalam badan jet raksasa yang pernah terbang untuk Singapore Airlines dan Pan Am. Tapi pada Maret 2025, kisahnya berakhir tragis: pemiliknya bangkrut, dan Swedia kini pusing cari cara buang “bangkai” jet ini. Ini cerita lengkap tentang plane hotel paling keren yang pernah ada.
Sejarah: Dari Ratu Langit ke Hostel di Darat
Boeing 747-212B bernomor seri 21162 ini lahir tahun 1976 di pabrik Boeing, Everett, AS. Awalnya, ia terbang untuk Singapore Airlines dengan registrasi 9V-SQE, membawa ribuan penumpang lintas benua. Tahun 1984, dijual ke Pan Am sebagai N727PA “Clipper Belle of the Sky” — maskapai legendaris yang bangkrut 1991. Setelah pensiun 2002 (terakhir untuk Transjet Swedia), jet ini hampir jadi rongsokan.
Masuklah Oscar Diös, pengusaha Swedia yang punya ide gila: ubah pesawat jadi hostel dekat bandara. Dibeli murah dari Transjet (bangkrut 2002), renovasi dimulai 2008: kursi 450 dilepas, interior diganti, dan jet diparkir permanen di Arlanda dengan roda di cradle baja. Grand opening Januari 2009 sebagai Jumbo Hostel (ubah nama Jumbo Stay 2014). Harga kamar mulai €50 (Rp 850 ribu) untuk dorm, hingga €250 (Rp 4,2 juta) untuk suite kokpit. Sampai tutup, ia sambut ribuan tamu, termasuk pilot pensiun dan avgeek yang rela detour cuma buat tidur di sini.
Konsep Unik: Kamar di Mesin, Kokpit, dan Sayap
Jumbo Stay bukan hotel biasa — ini jet asli yang dipotong jadi penginapan. 33 kamarnya campur hostel dan hotel bintang 3:
- Dorm Room: 4–6 tempat tidur susun, harga murah untuk backpacker.
- Standard Cabin: Kamar standar dengan jendela asli, AC, dan Wi-Fi.
- Engine Rooms: Kamar paling Instagramable — tidur di dalam mesin jet (2 orang, tangga masuk dari luar).
- Wheelhouse Suite: Di kompartemen roda pendaratan, seperti kapsul futuristik.
- Cockpit Suite: Puncak kemewahan — tidur di kokpit dengan pemandangan landasan pacu, kamar mandi pribadi, dan tombol pilot asli (tapi mati, ya!).
Semua kamar punya linen bersih, kunci, dan akses ke lounge dengan sofa pesawat asli. Sarapan sederhana (roti, kopi) disajikan di sayap jet. Shuttle gratis ke terminal Arlanda (5–10 menit), ideal untuk transit malam.
Pengalaman Tamu: Nostalgia, Unik, Tapi Agak Kumuh
Ulasan di TripAdvisor dan Booking.com rata-rata 4/5: “Paling keren pernah tidur!” kata Taylor Rains dari Business Insider (2022), yang puji kamar engine sebagai “coolest place ever”. Avgeek bilang: “Akhirnya mandi di pesawat tanpa terbang!” Tapi kritik juga ada: “Kamar sempit, karat di mana-mana, lift rusak” (ulasan 2024). Tidak ada staf 24 jam, sarapan basic, dan suara pesawat lepas landas bisa ganggu tidur. Meski begitu, 80% tamu ulang karena novelty-nya — seperti tidur di museum hidup.
Penutupan Dramatis: Bankruptcy 2025 dan Nasib Jet yang Miskin
Maret 2025, pemilik Oscar Diös ajukan pailit. Alasan? Pandemi COVID hantam pariwisata, biaya maintenance jet naik (karat, perbaikan), dan kompetisi dari hotel bandara baru. Swedavia (pengelola Arlanda) kini pegang tanggung jawab: jet ini aset “aneh” yang susah dijual. Tidak ada dana pailit untuk pindah, dan Swedia Herald bilang: “Ini rongsokan berat 200 ton yang tak diinginkan.” Rumor: mungkin jadi museum atau dipotong buat besi tua. Avgeek global sedih — ini akhir era plane hotel ikonik.
Alternatif Lain: Plane Hotel Boeing 747 di Dunia
Kalau Jumbo Stay tutup, masih ada yang mirip:
- 747 Experience, Atlanta, AS: Delta 747-400 pertama (1988), sekarang museum + tur kokpit (US$75).
- Negus 747, Cotswold Airport, Inggris: British Airways 747 pensiun jadi “party plane” untuk pesta pernikahan.
- AREA15, Las Vegas: Boeing 747-100 (1970) lagi direnovasi jadi bar & dining imersif (buka 2025 akhir).
- Di Asia: Costa Coffee di KL punya 747 mini, tapi bukan hotel.
Jumbo Stay adalah bukti: pensiun bukan akhir, tapi awal petualangan baru. Sayangnya, pada 2025, “Ratu Langit” ini terdampar selamanya.
