suarapena.id – Desa Adat Ratenggaro di Sumba Barat Daya adalah destinasi wisata budaya yang menawarkan pengalaman unik dan autentik. Terletak di pesisir selatan Pulau Sumba, desa ini dikenal dengan rumah adatnya yang menjulang tinggi dan kuburan batu megalitikum yang tersebar di sekitarnya. Rumah adat, yang disebut Uma Kelada, memiliki atap rumbia yang tinggi dan berbentuk kerucut, mencerminkan status sosial penghuninya. Keberadaan kuburan batu ini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang masyarakat Sumba dan dipercaya memiliki nilai spiritual yang tinggi.
Masyarakat Desa Adat Ratenggaro masih memegang teguh kepercayaan Marapu, yaitu sistem kepercayaan animisme yang menghormati roh leluhur dan alam sekitar. Ritual Pasola, yang merupakan bagian dari tradisi Marapu, diadakan setiap tahun sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan permohonan agar diberi hasil bumi yang melimpah. Pasola adalah perang tanding berkuda yang melibatkan pelemparan tombak kayu antara dua kelompok pria muda, dan darah yang tertumpah dianggap sebagai persembahan kepada roh leluhur.
Selain itu, desa ini juga dikenal dengan kerajinan tenun ikatnya yang khas. Proses pembuatan tenun ikat dilakukan secara tradisional, dimulai dari pemintalan benang, pewarnaan alami, hingga penenunan dengan alat tenun tradisional. Setiap motif yang dihasilkan memiliki makna simbolis dan sering kali berkaitan dengan status sosial, upacara adat, atau kisah leluhur.
Mengunjungi Desa Adat Ratenggaro bukan hanya sekadar melihat keindahan alam dan budaya, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam. Pengunjung dapat belajar tentang filosofi hidup masyarakat Sumba yang harmonis dengan alam dan leluhur mereka. Dengan keaslian budaya yang masih terjaga, desa ini menjadi contoh nyata dari keberagaman budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan dibanggakan.