Ayam Betutu, Warisan Rasa Pedas Bali yang Menggugah Selera

suarapena.id – Ayam betutu adalah salah satu kuliner khas Bali yang paling legendaris. Hidangan ini berupa ayam kampung utuh yang dimasak dengan bumbu genep (bumbu lengkap Bali) yang kaya rempah, kemudian dibakar atau dikukus hingga empuk dan meresap sempurna. Kata “betutu” sendiri konon berasal dari bahasa Bali yang berarti “terbakar dalam” atau “terbungkus api”, menggambarkan proses memasaknya yang lambat dan penuh kesabaran.

Ciri khas ayam betutu terletak pada kepedasannya yang menggigit lidah, namun tetap terasa seimbang berkat santan kelapa dan daun salam yang memberikan aroma harum. Bumbu dasarnya sangat kompleks: bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kemiri, cabe rawit, terasi bakar, serai, daun jeruk, serta campuran rempah khas Bali seperti tabia bun (cabe kering khusus) dan andaliman. Semua bahan dihaluskan, ditumis hingga harum, lalu dicampur dengan potongan ayam dan sayuran seperti kacang panjang atau daun singkong.

Ada dua versi populer: ayam betutu gilimanuk dan ayam betutu khas Gianyar. Ayam betutu Gilimanuk yang terkenal sejak tahun 1970-an biasanya disajikan dengan cara dibakar sebentar setelah dikukus, sehingga kulitnya agak kering dan smoky. Sementara versi Gianyar lebih banyak menggunakan teknik kukus atau pepes dalam daun pisang, sehingga teksturnya lebih lembab dan bumbunya lebih “nyemek”.

Proses memasak ayam betutu memang memakan waktu lama, bisa mencapai 6–8 jam. Ayam kampung yang masih muda dibersihkan, dilumuri bumbu hingga ke dalam perutnya, kemudian dibungkus daun pisang atau dimasukkan ke dalam panci tanah liat bersama air santan secukupnya. Api harus kecil agar bumbu meresap sempurna tanpa membuat daging hancur. Konon, di masa lalu hidangan ini hanya disajikan saat upacara adat besar atau sebagai sajian istimewa bagi tamu kehormatan.

Saat disajikan, ayam betutu biasanya dipotong-potong dan disandingkan dengan nasi putih hangat, plecing kangkung, kacang tanah goreng, sambal matah, serta sambal embe (sambal bawang goreng). Rasa pedasnya langsung menyerang, diikuti aroma rempah yang kompleks dan daging yang lembut hingga terlepas dari tulang. Banyak wisatawan yang awalnya takut kepedasan akhirnya ketagihan setelah mencoba suapan pertama.

Kini ayam betutu sudah menyebar ke berbagai kota di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Di Bali sendiri, warung-warung legendaris seperti Ayam Betutu Men Tempeh di Gianyar, Ayam Betutu Khas Gilimanuk cabang Denpasar, atau Bu Lina masih mempertahankan resep turun-temurun. Meski banyak versi modern yang menggunakan ayam negeri atau presto untuk mempercepat proses, penggemar sejati tetap menganggap ayam betutu autentik harus menggunakan ayam kampung dan dimasak dengan kayu bakar serta kesabaran panjang.

Bagi masyarakat Bali, ayam betutu bukan sekadar makanan, tapi juga simbol kebersamaan dan rasa syukur. Hidangan ini selalu hadir dalam acara besar seperti pernikahan, upacara ngaben, atau galungan kuningan. Aromanya yang khas mampu membuat siapa saja yang menciumnya langsung lapar, sekaligus teringat akan kehangatan rumah dan tradisi leluhur.

Jika berkunjung ke Bali, jangan pernah melewatkan kesempatan mencicipi ayam betutu asli. Satu porsi saja cukup membuat lidah dan perut “bergetar” seharian, tapi juga meninggalkan kenangan rasa yang sulit dilupakan. Pedasnya bukan hanya di mulut, tapi juga langsung menyelinap ke dalam hati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *