Hill Street Tai Hwa Pork Noodle, Bintang Michelin di Lapangan Terbang Rasa Singapura

suarapena.id – Di tengah hiruk-pikuk kawasan Lavender yang penuh dengan aroma masakan hawker, berdiri sebuah kedai kecil di Tai Hwa Eating House yang telah menjadi legenda kuliner. Hill Street Tai Hwa Pork Noodle, atau yang akrab dikenal sebagai Tai Hwa, bukan sekadar warung mie babi; ini adalah satu-satunya hawker stall di Singapura yang masih mempertahankan bintang Michelin hingga panduan 2025. Sejak 2016, kedai ini telah menjadi simbol kebanggaan kuliner jalanan Singapura, di mana rasa autentik bertemu dengan pengakuan internasional. Bagi pecinta makanan Asia, kunjungan ke sini adalah wajib, meski harus rela mengantre berjam-jam untuk semangkuk bak chor mee yang legendaris.

Sejarah yang Menggugah: Dari Hill Street ke Bintang Dunia

Kisah Tai Hwa dimulai pada 1932, ketika pendiri Tang Joon Teo, seorang imigran dari Tiongkok Selatan, membuka warung pertamanya di Hill Street, Singapura. Di tengah kemiskinan dan perang, Tang menciptakan resep bak chor mee – mie cincang babi yang dituang cuka hitam, pasta cabai, dan rempah-rempah khas Teochew – untuk membawa rasa rumah bagi sesama imigran. Setelah Tang jatuh sakit di tahun 1960-an, putra keduanya, Tang Chay Seng, mengambil alih. Pada 1995, setelah ayahnya meninggal, warung ini diwariskan kepada tiga putranya, dengan Chay Seng tetap memimpin hingga kini.

Warung ini sempat pindah ke Marina Square di tahun 1990-an, sebelum menetap di lokasi saat ini di Crawford Lane pada 2004. Puncak kejayaan datang pada 2016, ketika Michelin Guide Singapura pertama kali diluncurkan. Tai Hwa menjadi salah satu dari dua hawker stall pertama di dunia yang meraih bintang Michelin, bersama Hong Kong Soya Sauce Chicken Rice and Noodle. Prestasi ini membuatnya menjadi “makanan bintang Michelin termurah di dunia” saat itu, dengan harga mulai dari S$4. Hingga 2025, Tai Hwa tetap mempertahankan satu bintang, meski rival seperti Liao Fan Hawker Chan kehilangan gelarnya pada 2021. Namun, ada sedikit drama keluarga: Saudara Tang Chai Chye membuka High Street Tai Wah Pork Noodle, dan keponakannya sempat terlibat sengketa iklan pada 2008.

Menu Unggulan: Rasa yang Tak Lekang Waktu

Inti dari Tai Hwa adalah bak chor mee (BCM), mie cincang babi kering yang disajikan dengan mie segar yang dimasak pesanan. Pilihan mie meliputi mee kia (tipis), mee pok (lebar), atau kway teow (beras). Topping-nya melimpah: daging babi cincang lembut, irisan hati babi empuk, daging babi iris tebal, pangsit raksasa, bakso babi, dan potongan ikan plaice kering renyah yang digoreng sempurna. Semua dituang saus cuka hitam ikonik yang asam pedas, ditambah pork lard garing untuk tekstur renyah. Sup pendampingnya kaya umami dengan rumput laut, chye poh (acar sayur), dan bawang hijau cincang.

Menu utama:

  • Bak Chor Mee Kering (Regular, S$8): Porsi standar dengan wonton, favorit para pengunjung.
  • Bak Chor Mee Kering (Large, S$10): Untuk yang lapar berat.
  • Kway Teow Sup (S$5-8): Versi sup yang lebih ringan, dengan mie beras halus.
  • Tambahan: Tambah cabai untuk pedas, atau kurangi cuka jika tak suka asam.

Harga ini stabil sejak 2016, meski sempat naik dari S$6 karena pajak GST baru-baru ini. Semua bahan premium, mie dibuat harian, dan porsi kecil (S$6) tak termasuk wonton. Inspector Michelin memuji lapisan rasa dan tekstur yang “nicely layered,” membuat setiap suapan seperti ledakan umami.

Antrean Panjang dan Pengalaman Autentik

Tai Hwa terkenal dengan antrean yang tak pernah surut, bahkan di luar jam makan siang. Pada akhir pekan, tunggu bisa mencapai 1-2 jam, tapi banyak yang bilang itu “bagian dari pengalaman.” Lokasinya di #01-12, 466 Crawford Lane, dekat MRT Lavender (5 menit jalan kaki), membuatnya mudah diakses. Buka setiap hari pukul 09:00-20:30, tapi tutup di hari Senin pertama dan ketiga setiap bulan. Untuk takeaway, WhatsApp 9272 3920. Catatan penting: Hanya satu outlet asli; kedai lain di food court bukan milik mereka. Di sebelahnya, ada stall putri Tang Chay Seng yang menawarkan rasa mirip tapi antrean lebih pendek.

Ulasan dari Para Pencinta Makanan: Layak Hype?

Ulasan di Yelp dan TripAdvisor mencapai 4-5 bintang, dengan pujian untuk mie kenyal al dente, hati babi empuk, dan saus seimbang. “Noodles cooked perfectly with quality ingredients,” tulis satu reviewer. Namun, ada kritik: Beberapa merasa cuka terlalu dominan pasca-penghargaan Michelin, menyebabkan penurunan standar. Di Reddit, ada saran untuk minta “less vinegar” atau coba stall putri untuk variasi. Meski begitu, Tai Hwa tetap ikonik, menarik turis global dan lokal. Seorang blogger bilang, “Ini bukan hanya makanan; ini warisan Singapura.”

Di era makanan cepat saji, Tai Hwa mengingatkan kita pada esensi hawker: sederhana, autentik, dan penuh cerita. Dengan bintang Michelin 2025, kedai ini membuktikan bahwa kuliner jalanan bisa setara restoran bintang lima. Bagi wisatawan Indonesia, ini mirip soto mie Betawi tapi dengan twist Teochew yang asam pedas. Rencanakan kunjungan pagi hari untuk antrean lebih singkat, dan siapkan perut untuk rasa yang akan membuat Anda kembali lagi. Seperti kata Tang Chay Seng, “Kami hanya punya satu cabang, tapi jutaan tamu.” Selamat menikmati Singapura yang sesungguhnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *