Mie Lethek, Noodle Autentik Bantul dengan Sentuhan Tradisional

suarapena.id – Mie Lethek merupakan hidangan unik asal Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menggunakan bahan baku tradisional seperti parutan singkong dan kelapa, kemudian dicampur dengan tepung tapioka. Proses pembuatannya sangat khas: adonan singkong yang telah direndam selama beberapa hari digiling, dicampur, dan diulen selama kurang lebih dua jam menggunakan tenaga kerbau—sebuah metode tradisional yang turun-temurun dan mencerminkan kearifan lokal.

Karakteristik Mie Lethek terletak pada warna kecokelatan seperti kulit kayu, yang memberi nama “Lethek” (berarti kusam). Setelah proses ulen dan cetak, adonan dikukus selama 90 menit, didinginkan, kemudian diparut kembali dan dibentuk menjadi mie yang kemudian dikeringkan untuk mempertahankan kualitas dan tekstur uniknya.

Secara kuliner, Mie Lethek disajikan dengan cara digoreng atau direbus. Rasa yang kaya dari bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, kunyit, dan lengkuas berpadu dengan pelengkap seperti ayam dan sayur, menciptakan pengalaman rasa yang otentik dan menggugah selera. Cocok bagi para penikmat kuliner pedas dan aromatik khas Nusantara.

Dari sisi EEAT, keahlian tradisional memproduksi mie dengan metode kerajaan Bantul mencerminkan keterampilan lokal (Expertise). Otoritasnya muncul dari pengakuan masyarakat Bantul sendiri dan pelestarian metode tradisional secara komunitas (Authoritativeness). Sedangkan kepercayaan datang dari keaslian resep serta penggunaan bahan alami dan teknik manual—tanpa bahan pengawet—menjadikannya santapan yang bisa diandalkan (Trustworthiness).

Mie Lethek bukan sekadar kuliner biasa, tetapi simbol budaya kuliner khas Bantul yang perlu dilestarikan. Bagi Anda yang ingin menemukan kekayaan rasa autentik dan tradisi masakan handmade Indonesia, Mie Lethek adalah destinasi kuliner yang wajib dicoba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *