suarapena.id – Urban hiking atau pendakian kota adalah aktivitas outdoor yang menggabungkan elemen olahraga ringan, eksplorasi, dan apresiasi terhadap ruang kota. Berbeda dari hiking di alam liar, urban hiking dilakukan di lingkungan perkotaan dengan rute yang melewati gang kecil, tangga tersembunyi, taman kota, hingga bangunan bersejarah yang jarang diperhatikan.
Kegiatan ini mulai populer di kota-kota besar dunia seperti San Francisco, Tokyo, dan Berlin, sebagai alternatif sehat dan menyenangkan untuk menjelajahi tempat tinggal sendiri. Di Indonesia, konsep ini mulai menarik minat para pejalan kaki urban, terutama di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta yang memiliki banyak area berkarakter unik.
Urban hiking tidak memerlukan peralatan khusus. Cukup gunakan sepatu yang nyaman, peta digital atau aplikasi navigasi, serta semangat untuk mengeksplorasi. Beberapa komunitas bahkan membuat rute-rute tematik seperti “jejak kuliner tempo dulu,” “tur mural dan grafiti,” atau “perjalanan sejarah kolonial.”
Selain manfaat fisik seperti membakar kalori dan meningkatkan stamina, urban hiking juga berdampak positif secara mental. Menyusuri lingkungan dengan tempo lambat memungkinkan kita lebih peka terhadap detail kota, menemukan spot tersembunyi, dan berinteraksi dengan warga lokal.
Urban hiking juga bisa menjadi cara ramah lingkungan untuk berwisata tanpa meninggalkan jejak karbon berlebihan. Dengan berjalan kaki, kita turut mendukung gaya hidup berkelanjutan sambil memperkuat hubungan emosional dengan lingkungan sekitar.
Aktivitas ini cocok dilakukan sendiri, bersama teman, atau dalam kelompok komunitas. Urban hiking membuktikan bahwa petualangan tidak selalu harus ke alam liar—kadang, cukup membuka mata dan berjalan di kota yang sudah lama kita tinggali.